Legenda Golo Cucu dan Kampung Nuri
nama sebuah gunung yang menjulang tinggi. Berada di puncaknya, bagaikan mendiami istana di atas awan. Golo Cucu menyajikan semua yang kita impikan. Keindahan alam sekelilingnya memesona. Dapat menyaksikan semburat kemuning sang mentari pagi seakan menyapa dengan mesrah bumi yang masih ditutupi kabut tipis agar segera bangun memuliakan Sang Pencipta.
Golo Cucu, terletak di sebelah atas Kampung Nuri, Desa Kempo, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sekira 2 km jaraknya dari Kampung Rekas, pusat Kedaluan Kempo yang kini menjadi wisata rohani Gereja Tua Rekas.
Menuju Golo Cucu, kita bisa melintasi jalan beraspal berkelok-kelok sampai di pekuburan Langka Cobok (Tempat Pekuburan Umum warga Kampung Nuri, Nara dan Ranggawatu). Dari pekuburan itu, sekitar 10 menit lagi kita tiba di puncak Golo Cucu.Liukan jalan Trans Flores di tengah rimbunan kemiri di bawah bayangan Golo Tantong hingga panorama persawahan Lembor dengan latarbelakang pegunungan Surunumbeng yang berdiri kokoh, seakan-akan berbisik: “Akan kujaga engkau…Manggarai Barat.” Tampak menjauh bayangan Poco Kuwus seperti sebuah pesawat yang hendak tinggal landas menuju angkasa biru.
Golo Cucu setia menyimpan sejuta kekayaan alam. Dari rahimnya membuncah, mengalirkan rahmat kehidupan bagi warga sekitarnya melalui beberapa anak sungai yang membasahi dan menghidupi bumi Mabar.
Lantas mengapa gunung yang merupakan aset wisata alam yang mulai menggeliat seiring dengan status Gereja Tua Rekas sebagai situs wisata rohani ini bernama Golo Cucu?
Berikut ini legende Golo Cucu versi Em Harung dan GAM (Guru Alo Mongko):
Dikisahkan, dulu wilayah Flores Barat dikuasai oleh Raja Reok. Daerah kekuasaannya dibagi dalam beberapa wilayah Hamente yang dipimpin oleh seorang Dalu. Salah satunya Hamente Kempo yang dipimpin Dalu bernama Sareng. Konon, Sareng adalah seorang Dalu yang jago berperang. Ia juga memiliki kekuatan khusus yang disebut kebal. Setiap kali ada pertemuan di Reok, Dalu Sareng selalu mengutus wakilnya.
Kealpaan Dalu Sareng tentu saja menjengkelkan Raja. Raja menuding Dalu Sareng karena dianggap tidak menghargai Raja. Raja pun penasaran dengan cerita tentang ilmu kebal Dalu Sareng yang tak terkalahkan saat berkelahi maupun berperang.
Kejengkelan Raja Reok semakin menjadi-jadi. Penyebabnya karena Sareng tidak melaksanakan kewajibannya menyerahkan upeti berupa sejumlah budak kepada Raja Reok. Sareng sengaja lalaikan kewajibannya karena upeti berupa budak baginya tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia.
Komentar
Posting Komentar